TEORI MOTIVASI
Motivasi (Motivation), Kebutuhan
(Need), Dorongan (Drive) : keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi adalah
:
a.
Dorongan yang timbul
pada atau di dalam diri seseorang untuk menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
b.
Sering digunakan untuk
memahami perilaku
c.
Motivasi merupakan
dugaan, yang hasilnya akurat jika informasi cukup banyak tersedia
Kemampuan manajer dalam memotivasi,
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan
efektifitas manajer.
Motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku
manusia. Namun juga merupakan subyek yang
membingungkan karena motif tidak dapat dilihat atau diukur secara
langsung namun harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Faktor yang mempengaruhi prestasi
seseorang adalah motivasi, kemampuan
individu dan pemahaman tentang perilaku yang dilakukan untuk mencapai prestasi
yang tinggi (persepsi peranan). Ketiganya sangat berhubungan .
a.
Hiraki
Kebutuhan Maslow ( dari Abraham Maslow)
Hipotesinya
adalah didalam semua manusia adalah jenjang kebutuhan
1.
Fisiologis,
kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal dan sembuh dari rasa sakit
2.
Keamanan dan
keselamatan, kebutuhan untuk mendapatkan
keamanan dan keselamatan terhadap kerugian fisik dan emosional atau dari
kejadian dan lingkungan yang mengancam.
3.
Rasa memiliki,
sosial dan kasih sayang, kebutuhan atas persahabatan, berkelompok, interaksi
dan kasih sayang.
4.
Perhargaan,
Kebutuhan atas harga diri dan penghargaan dari lingkunagn internal maupun
eksternal
5.
Aktualisasi diri,
adalah kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri memalui memaksimumkan kemampuan, keahlian dan potensi
Maslow
membagi kebutuhan menjadi
a.
kebutuhan order rendah
: untuk kebutuhan yang dipenuhi secara eksternal (fisiologis serta keamanan dan
keselamatan)
b.
Kebutuhan order tinggi
: kebutuhan yang terpenuhi secara internal
dari dalam diri sendiri (kebutuhan sosial, penghargaan dan akutailisasi
diri)
Teori Maslow ini
beranggapan bahwa orang akan memuaskan kebutuhan yang mendasar terlebih dahulu
sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
Sehingga seorang
manajer yang ingin memotivasi karyawan harus mengetahui berada dimana kebutuhan
yang sudah terpuaskan. Karena kebutuhan yang sudah terpuaskan akan berhenti
memotivasi seseorang.
Tambahan
berkaitan dengan perbedaan kebutuhan invidudu manajer menghadapi masalah dimana
kebutuhan , gaya kerja, etika kerja berbeda –beda antar budaya.
b.
Teori
X Dan Teori Y
Douglas McGregor
mengemukakan dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia , secara dasar
negatif : TEORI X dan yang pada
dasarnya positif : TEORI Y.
Menurut Teori X
:
1.
Karyawan tidak menyukai
kerja dan bilamana dimungkinkan akan mencoba menghindari
2.
Karena karyawan tidak
menyukai kerja mereka harus dipaksa, diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
3.
Karyawan akan
menghindari tanggung jawab dan mencarai pengarahan formal bilamana dimungkinkan
4.
Kebanyakan karyawan
menaruh keamanan diatas semau faktor lain yang dikaitkan dengan kerja dan
memperagakan ambisinya sedikit saja.
Menurut Teori Y:
1.
Karyawan dapat
memandang kerja sama wajarnya dengan istirahat atau bermain,
2.
Orang-orang akan akan
menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka janji terlibat pada
sasaran-sasaran
3.
Rata-rata orang dapat
belajar untuk menerima baik, bakan mengusahakan dan tanggung jawab
4.
Kemampuan untuk
mengambil keputusan inovatif tersebar luas dalam populasi dan tidak hanya milik
mereka yang ada dalam posisi manajemen.
c. Teori Motivasi – Pemeliharaan Dari
Herzberg
Faktor-faktor
penyebab kepuasan kerja mempunyai pengaruh pendorong bagi prestasi dan semangat
kerja, sedang factor penyebab ketidak puasan
kerja mempunyai pengaruh negatif.
Motivators mempunyai
pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja.
Faktor pemelihara mencegah merosotnya semangat atau
efisiensi. Perbaikan pada factor pemelihara akan mengurangi atau menghilangkan
ketidak puasan kerja,
Faktor Pemuas dan
Pemeliharaan Dalam Kerja
Faktor Pemuas
|
Faktor Pemelihara
|
Prestasi
|
Kebijakan dan administrasi
perusahaan
|
Penghargaan
|
Kualitas pengendalian teknik
|
Pekerjaan kreatif dan menantang
|
Kondisi kerja
|
Tanggung jawab
|
Hubungan kerja
|
Kemajuan dan penjngkatan
|
Status pekerjaan
|
Keamanan kerja
|
|
Kehidupanpribadi
|
|
Penggajian
|
PRILAKU KEPEMIMPINAN
Menurut Duncan, dalam kepemimpinan ada beberapa
prilaku yang kita kenal, namun secara umum dibagi tiga yaitu :
1. Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis pada dasarnya
adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin banyak mempengaruhi atau menentukan
perilaku bawahannya. Dalam gaya ini pemimpin banyak memperhatikan pencapaian
tujuan, oleh karena ini gaya ini lebih banyak menentukan apa yang harus dicapai
dan bagaimana mencapainya.
Gaya ini biasanya digunakan oleh Pemimpin yang
memiliki status yang tinggi, seorang yang berkuasa dan memiliki kemampuan untuk
membuat keputusan.
Tipe
pemimpin otokratis :
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah
merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut
:
a.
Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b.
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c.
Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat
semata-mata
d.
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari
orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
e.
Selalu bergantung pada kekuasaan formal
f.
Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan
pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan
otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai
hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi
modern.
2. Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang lebih
banyak menekankan partispasi bawahan atau orang yang dipimpinnya dalam
menentukan suatu keputusan. Para bawahan diberikan kesempatan untuk menentukan
apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya. Gaya kepemimpinan in berasumsi
bahwa pikiran pendapat orang banyak jauh lebih baik daripada pendapat diri
sendiri, selain itu akan berdampak pada tanggungjawab pelaksanaannya.
Tipe
Kepemimpinan Demokratis ;
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe
kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini
disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan
kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis
adalah sebagai berikut:
a. Dalam
proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
b. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan
tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
c. Senang
menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
d. Mentolerir
bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif
dan prakarsa dari bawahan.
e. Lebih
menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
f. Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
g. Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk
menjadi pemimpin demokratis.
3. Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap orang yang berada dalam kelok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan berfungsi. Pemimpin yang permisif menginginkn agar setiao orang merasa senang dalam organisasi. Gaya kepemimpinan seperti ini akan mengurangi turnover karyawan.
. Tipe pemimpin permisif :
Pemimpin yang memberikan kebebasan, tidak konsisten, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan, cirinya adalah:
a. tidak ada pegangan yang kuat dan
kepercayaan rendah pada diri sendiri
b. mengiyakan semua saran
c. lambatdalam membuat keputusan
d. banyak mengambil muka kepada bawahan
e. ramah dan tidak menyakiti bawahan