Teori
Kepribadian Sehat
Nama : Chintya Hermawanti
Kelas : 2 PA 11
NPM : 11512595
A. Kepribadian
Sehat Psikoanalisa
Dari anggapan
Freud bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari pada seluruh kehidupan
psikis. Freud memisahkan psyche itu sebagai gunung es ditengah
lautan, yang ada diatas permukaan laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan
yang dibawah permukaan air laut menggambarkan ketidak sadaran. Didalam
kesadaran-kesadaran terdapat ketakutan-ketakutan dasar yang mendorong pribadi.
Pokok-pokok teori
freud
Teori Freud
mengenai kepribadian dapat diikhtisarkan dalam rangka struktur, dinamika dan
perkembangan kepribadian. Struktur kepribadian tersebut mencakup tiga aspek
yaitu:
Das Es (the
id), yaitu aspek Biologis
Das Ich (the
ego), yaitu aspek psikologis
Das Ueber Ich
(the super ego), yaitu aspek
sosiologis
The
Id merupakan sistem
kepribadian yang asli dan merupakan sumber energi utama bagi hidup
manusia. Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang.
Freud menyebut id“kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id
mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan
objektif. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan
makan, minum, seks, dan agresifitas. Dorongan ini dibawa sejak lahir.
The Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti
prinsip kenyataan. Ego menjalankan fungsi pengendalian agar
upaya pemuasan dorongan Id itu realistis atau sesuai dengan
kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus mencari, menemukan, dan memakan
makanan sampai tegangan karena merasa lapar dapat dihilangkan.
Dalam
fungsinya ego berpegang dalam prinsip kenyataan adau realitas
dan bereaksi pada proses sekunder. Terkadang ego juga
dipandang sebagai aspek eksekutif
kepribadian, karena ego mengatur jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya., dapat juga memilih obyek yang dapat memenuhi kebutuhan.
kepribadian, karena ego mengatur jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya., dapat juga memilih obyek yang dapat memenuhi kebutuhan.
The Superego Sistem
kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego adalah
gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh
adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu
pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau
salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili
nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
B. Kepribadian
Sehat Behavioristik
Behaviorisme
merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh J.B. Watson. Sama
halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang
revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup
dalam. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh
behaviorsime, diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner,
dll. Namun demikian bila orang berbicara kepribadian atas dasar orientasi
behevioristik maka nama yang senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia
adalah tokoh behaviorisme yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan
penelitian, paling berpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab
tantangan dan kritik-kritik atas behaviorisme
Teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku dan semua bentuk tingkah
laku manusia. Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba
menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua
tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka,
diperoleh melalui belajar dari lingkungan.
Namun perlu di
sadari bahwa kelemahan dari Behavioristik adalah dalam teori clasical
conditioning, manusia disamakan dengan “hewan” dan dalan operan
conditioning manusia dianggap sebagai “robot” yang dapat dikondisikan
sehingga manusia dapat di program. Dalam teori-teori ini manusia dianggap
sebagai satu kesatuan yang sama. Pada kenyataannya manusia adalah mahluk yang
unik (Teori Humanistik). Maka untuk mengetahui keseluruhan tentang kepribadian
sehat kita tetap perlu mengetahui tentang teori Humanistik.
C. Kepribadian
Sehat Humanistik
Humanistik mulai
muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran
Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon
Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran
humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari
kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau
individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi
diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena
setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.
Gambaran ahli
psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan.
Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya,
mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan
yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk
berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna
meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan
perilaku mereka.
D. Pendapat Allport
Tujuh
kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1.
Perluasan Perasaan Diri
Ketika
dia berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda.
Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran
pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan
cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang,
dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup
hanya berinteraksi dengan sesuat ata seseorag di lar diri seperti pekerjaan.
Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal
ini “pasrtisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana.
Yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam
aktivitas.
2.
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang lain.
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain :
kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap
orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk
keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Orang
mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan
kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman
ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Perasaan
terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-
penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri
kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dari
perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
3.
Keamanan Emosional
Sifat
dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama
adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua
segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
tersebut.
Orang-orang
yang sehat mampu berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka
berusaha memperbaiki diri mereka. Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu
menerima emosi-emosi manusia dan bukan tawanan dari emosi-emosi itu.
Kepribadian-kepribadian
yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Kontrol ini bukan merupakan represi
tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih
konstruktif.
Kualitas
lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap
kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan
dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan. Orang-orang yang
sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini.
4.
Persepsi Realistis
Orang-orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak
perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau
semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka
menerima realitas sebagaimana adanya.
5.
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di
dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan dan
menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan
dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Tidak
mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa
melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen,
dan keterampilan-keterampilan.
6.
Pemahaman Diri
Usaha
untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan
pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri
(self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Pengenalan
diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan / perbedaan antara
gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan
yang sesungguhnya.
Orang
yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) yang tinggi
atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya
yang negatif kepada orang-orang lain.
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana
jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness),
dan lebih kelihatan pada kepribbadian-kepribadian yang sehat. Arah itu
membimbing semua segi kehidupanseseorang menuju sautu tujuan (atau rangkaian
tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Jadi, bagi Allport
rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi
dan arah ke masa depan.
E.
Pendapat Rogers
1.
Motivasi Orang yang Sehat : Aktualisasi.
Rogers menempatkan suatu dorongan – “satu satu kebutuhan
fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian : memeliharakan,
mengaktualisasikan, meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa
sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan
psikologis, meskipun selama tahunawal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih
terarah kepada segi-segi fisiologis
Menurut
Rogers (1959), bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian
pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran
pengalaman sebagai “aku” (“I”) atau “diriku” (“me”).
Saat
bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk
aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi diri (self-actualization)
merupakan bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan
kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman
organisme dari individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara
keseluruhan – kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Rogers (1959) mengajukan dua subsistem, yaitu konsep diri (self-concept)
dan diri ideal (ideal self).
2.
Konsep Diri
Konsep
diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang
disadari (walaupun selalu tidak akurat) oleh individu tersebut. Konsep diri
tidak identik dengan diri organismik.
3.
Diri Ideal
Subsistem
kedua dari diri adalah diri ideal, yang didefinisikan sebagai pandangann
seseorang atas diri sebagaimana yang diharapkannya. Diri ideal meliputi semua
atribut, biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan
yang besar antara diri ideal dan konsep diri mengindikasikan inkongruensi
dan merupakan kepribadian yag tidak sehat. Individu yang sehat secara
psikologis, melihat sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan ap yang
mereka inginkan secara ideal.
F. Pendapat
Maslow
Menurut konsep
Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam
tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling
rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan
tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki kebutuhan
individu Abraham Maslow adalah aktualisasi diri.
Ahli jiwa
termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah
aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian
tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan bahwa tanpa memandang suku
asal-usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan
atau pencapaian dalam kehidupannya.
- Kebutuhan tersebut meliputi:
- Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan, pakaia, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis
- Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam
- Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan kasih sayang
- Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan harga diri, status, prestise, respek, dan penghargaan dari pihak lain
- Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.
Menurut maslow
individu dimotivasi oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan, meskipun kebutuhan
ini terpuaskan karena adanya dorongan dan sifat dasar manusia yang tidak merasa
puas maka munculah keinginan baru.
G. Pendapat
Fromm
Kepribadian yang
sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang
dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut
Fromm ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif),
bukan atas dasar ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang
lain, kelompok, dan Tuhan. Karena menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk
sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang
sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial.
- Menurut Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat :
- Penerimaan (receptive)
- Penimbunan (hoarding)
- Penjualan/pemasaran (marketing)
- Penghisapan/pemerasan (exploitative)
- Produktif (productive)
Dari kelima watak
sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif karena
watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu
perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat. Menurut Fromm, normalitas
adalah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan
(kebersamaan) dari individu.
http://blograme.wordpress.com/2013/03/31/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran-humanistik-aliran-psikoanalisis-dan-aliran-behavioristik/
http://agnesdevia.wordpress.com/2013/07/09/teori-kepribadian-sehat-menurut-tokoha-allport-ciri-ciri/
http://blograme.wordpress.com/2013/04/28/teori-kepribadian-sehat-menurut-para-tokoh/